Kata teman-teman ku,
perbedaan adalah keistimewaan di antaranya. Dan itu memang benar. Istimewa
karena kami beda. Sehingga kami berbeda, menjadi masalah mereka. Tapi tidak ada
yang menyangkah, sungguh hidup ini sangat berarti jika pembeda tersebut menjadi
kesempurnaan yang luar biasa.
Perkenalkan sahabat saya,
Pia. Kamu tahu !
Saya berteman sama dia
sejak maba. Dia adalah pertama, yang memperkenalkan dirinya ke Saya. Asyik,
perhatian, dan berhati bidadari syurga. Saya hanya menganggapnya teman, di mana
hanya teman se-hay. Tapi ini tidak memungkinkan. Saya dan Pia, menjadi sahabat
dekat. Kami memang berbeda kelas, berbeda hobby, tapi kami selalu kompak
mengalahkan kekompakan Cerrybellle hihi. Dia tahu apapun itu, tapi jika dia
bilang tidak tahu berarti dia pura-pura tidak tahu. Dia mengetahui sampai
diperjalanan kisahku, perjalanan keluarga, dan kampus. Dan begitupun saya. Saya
mengetahui semua hari-harinya. Maksudnya, karena kita dekat, kita selalu
sharing.
MasyaAllah, saya selalu
kagum pada dirinya. Dia bak bidadari syurga. Hatinya yang luarbiasa cantik.
Setiap hari Saya melihat, dia berzakat apapun keadaannya. Saya sering melupakan
hal itu, tapi dia selalu mengingatkan Saya. Yah, di antara yang menerima zakat,
di situlah ada Saya. Mengingat zakat, saya juga dulu sering menerima zakat dari
tetangga-tetangga. Saya dulu, mempunyai
rumah tanpa atap dipaku, dan tanpa dinding kokoh, hanya potongan bambu serta
seng yang menutupi dinding rumahku, exactly di Maccini Raya. Dan alhamdulilah,
mukjizat sabar dan doa. Kini bapak mempunyai pekerjaan yang tetap dan ibu
mencoba menjadi pedagang. Mereka sangat luarbiasa. Sungguh itu semua
mengingatkan, bahwa Saya harus melihat kebawah. Walaupun kami sekarang,
mempunyai rumah dengan dinding kokoh dan atap tidak terbang lagi juga hujan tidak
akan membasahi kami. “Saya harus tetap
membantu mereka, sebagai anak pertama, itu dikatakan sahabat Saya Pia”. Uang beasiswapun berharap dapat membantu
mereka, ditengah himpitan ekonomi serta penyembuhan penyakit Ibu. Saya
berharap, Ibu tidak lagi menggadekan barangnya demi penyembuhan strokenya. Tapi
cukup Ibu berdoa buat anak-anaknya, menjadi anak yang membanggakan, cerdas, lagi
soleh-soleha, agar mendapat rezeki di sekolah nan di kampus. Agar Ibu dapat
berobat, terapi dengan layaknya. Dan bisa senyum, semangat, dan sembuh pulih.
Aamiin...
Ibu sering menanyakan
Pia, jika ada teman-teman lain datang ke rumah. Pantaslah dia sering dicari
oleh Ibu. Karena dia sering ke rumah, apapun keadaannya. Entah dia kesulitan
untuk mengerjakan tugas, atau ingin berbagi ilmu atau mau sharing. Subhanallah,
dia selalu semangat dalam hal apapun. Terlepas dari itu, dia selalu pergi ke
rumah, dikala Saya sedang benar-benar down, seperti dunia nilai perkuliahanku,
dunia keluargaku.. Dia selalu memberikan Saya semangat lagi. Saya bersyukur,
masih ada perhatian. Padahal jarak kostnya dan rumahku cukup jauh. Itulah dia
berbeda dengan teman-teman lainnya. Dia adalah sosok sahabat yang hatinya baik,
yang hatinya ikhlas. Hati bidadari syurga. Memberikanku, spirit of natural. Katanya,
apapun yang terjadi tetap semangat dan ikhlas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar