Raja Salju adalah seorang raja yang arif bijaksana, ia mempunyai seorang
putri yang cantik yaitu Putri Salju, ia sama seperti ayahandanya baik,
karena acap kali memberitahu: "Hanya orang yang berhati baik, baru bisa
mendapatkan kebahagiaan yang hakiki."
Setiap hari, saat Putri Salju bersantai, pasti akan berdiri di depan
sebuah jendela besar istana kerajaan memandang ke luar. Di pandang dari
sana, bisa melihat salju, laut yang telah membeku menjadi gumpalan es,
setiap pada saat demikian, ia akan teringat musim panas yang indah,
rerumputan yang hijau segar dan sederetan perumpung yang dilalui kuntul
yang indah di bawah langit biru, terbayang akan pernikahannya yang akan
segera tiba.
Pada sebuah malam terang bulan yang dingin, putri datang lagi di depan
jendela istana, cahaya bulan yang terang benderang bagaikan di siang
hari menyinari dengan jelas segala yang berada di luar jendela, udara
semakin dingin, di atas kaca jendela mulai diselubungi selapis bunga
salju yang halus, lembut dan gemerlapan, sangat indah. Dan terbersit
pikiran putri salju melihat pemandangan yang indah itu, "Jika saja bisa
memakai mahkota seperti bunga salju ini, oh alangkah indahnya."
Suatu hari, seorang tua datang ke istana, katanya ia bisa membuat
mahkota yang demikian, namun harus memakai seikat mahkota phoenix yang
kusut masai yang tumbuh pada musim semi di atas kepala burung kuntul,
dan persis seperti bunga salju. Dengan sangat gembira mata Putri Salju
memancarkan sinar ceria: "Ya! Saya memang ingin memakai perhiasan bulu
seperti itu, lalu bagaimana baru bisa mendapatkannya?" Orang tua
merendahkan nada suaranya, dan membisikkan ke telinga sang putri: "Hanya
perlu membunuh seekor burung kuntul."
"Membunuh burung kuntul", mata sang putri menjadi redup, "Tidak, Tidak."
Putri terbayang akan burung-burung besar yang indah itu yang terbang melintas di atas langit pada musim panas, bagaimana boleh saya berbuat demikian? Namun, bagaimana dengan mahkota yang indah itu? Lama sekali sang putri tidak dapat mengambil keputusan, dengan demikian tidak lama kemudian, putri salju lalu berdiri di depan jendela besar yang digemarinya dan merenungkan dalam-dalam. Tidak lama kemudian tertidur.
Dalam mimpinya, putri melihat si orang tua membawa sebuah mahkota yang
indah sekali memakai kotak emas, bulu yang halus dan putih bersih,
butir-butir berlian yang berkilauan. Sang putri yang memakai perhiasan
mahkota, sangat mempesona dalam pernikahannya, semua orang melongo oleh
paras putri yang cantik.
Di musim panas setelah pernikahan itu, putri salju dan ayahandanya
berkunjung lagi di padang rumput hijau yang sedang bersemi di luar
istana, dan masuk ke semak perumpung.
Di bawah langit biru, mengapa tak terlihat seekor burung kuntul pun?
Sang putri merasa sangat aneh. Tiba-tiba, sang putri melihat ribuan ekor
burung kuntul berbaring di depan, ada yang telah mati, ada yang
mulutnya terbuka sedang mengembuskan napas terakhir. Saking terkejutnya,
putri menutup matanya, dan berteriak panik: "Ya Tuhan, kenapa bisa
begini?"
Putri yang terjaga dari tidurnya mengenang kembali suasana dalam mimpinya, jantungnya terus berdetak: "Untung, masih belum membunuh seekor burung kuntul pun. Sang putri merasa bersalah dengan pikirannya yang menginginkan kecantikan sesaat dirinya yang membangkitkan pikirannya hendak membunuh seekor burung kuntul. Sang putri meminta ayahandanya memaklumatkan kepada pejabat dan rakyat seluruh negeri, dilarang melukai makhluk hidup lain hanya untuk beberapa hal yang tidak berarti.
Musim panas telah tiba, dan pernikahan putri salju benar-benar akan
dilaksanakan, ketika sang putri yang menggenggam bunga dan mengenakan
busana pengantin melangkah keluar dari istana, langit tampak biru cerah,
pejabat-pejabat seluruh negeri yang datang menghadiri pernikahan sang
putri tidak melihat perhiasan (mahkota) apa-apa di atas kepalanya, namun
hatinya yang baik membuat sang Putri Salju tampak semakin menggugah
hati.
Tiba-tiba, di bawah sinar mentari orang-orang melihat
di atas langit yang tiada awan sedikit pun melayang seserpih bunga
salju yang gemerlapan, ribuan serpihan bunga salju yang bening gemerlap
berputar di atas langit, menari-nari, dan semakin lama semakin cepat,
serta memancarkan cahaya warna-warni di bawah sinar mentari. Dan
tiba-tiba, gumpalan cahaya warna-warni itu berhenti berputar dan tampak
sebuah mahkota yang sangat indah, lembut gemerlap bercahaya sangat indah
bagaikan berlian yang berkilauan di bawah sinar mentari perlahan-lahan
melayang turun ke atas kepala sang putri.
Ternyata, dewi kuntul yang berada di atas langit mengetahui hati sang putri salju yang baik, lalu menggunakan sari mujarab bunga salju menganyam mahkota itu dan dihadiahkan kepada sang putri sebagai penghargaan atas kebaikan hati sang putri salju. Dan sejak itu, kehidupan orang-orang negeri salju semakin makmur sejahtera dan harmonis, semua orang saling memperlakukan dengan baik, melindungi dan menyayangi segalanya, dan negeri salju pun menjadi semakin indah. http://erabaru.net/cerita-budi-pekerti/71-cerita-budi-pekerti/1460-dongeng-putri-salju-dan-burung-kuntul
Ternyata, dewi kuntul yang berada di atas langit mengetahui hati sang putri salju yang baik, lalu menggunakan sari mujarab bunga salju menganyam mahkota itu dan dihadiahkan kepada sang putri sebagai penghargaan atas kebaikan hati sang putri salju. Dan sejak itu, kehidupan orang-orang negeri salju semakin makmur sejahtera dan harmonis, semua orang saling memperlakukan dengan baik, melindungi dan menyayangi segalanya, dan negeri salju pun menjadi semakin indah. http://erabaru.net/cerita-budi-pekerti/71-cerita-budi-pekerti/1460-dongeng-putri-salju-dan-burung-kuntul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar